Social Icons

Pages

Minggu, 12 Januari 2014

Dinamika Konflik Dalam Organisasi



  Kasus:         
         Bapak Subaki, pensiunan dokter ahli dan pernah mengikuti pendidikan manajemen, sekarang adalah Direktur Utama Rumah Sakit Kolombo. Subaki baru saja memulai pertemuan dengan administrator rumah sakit, saudara Asmuni. Tujuan pertemuan adalah untuk mencari penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak tentang masalah konflik wewenang yang jelas kelihatan antara saudara rianto dan kepala bagian operasi, dr.Hastomo.
            Dr.Hastomo telah mengajukan tantangan pada subaki untuk bermain golf di lapangan golf milik Atma Jaya, tetapi ajakan ini cuma suatu alasan dr.hastomo untuk mendiskusikan masalah rumah sakit dengan Subaki. Masalah yang dipersoalkan dr.hastomo yang menyangkut penjelia (supervisor) rungan operasi, Rinto Panggabean, dimana Rinto membuat skedul serangkaian kegiatan operasi rumah sakit sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dia “percaya” telah digariskan oleh administrator rumah sakit.
            Rinto menyusun skedul dengan suatu pedoman bahwa waktu mengaggur runang pengoperasian harus diminimumkan. Para ahli bedah mengeluhkan bahwa skedul pelaksanaan operasi sering tidak memungkinkan mereka mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan prosedur pembedahan dengan cara yang mereka pikir perlu dilakukan. Terlebih lagi, sering waktu tidak mencukupi untuk persiapan efektif antar operasi sebelum prosedur berikutnya.
            Situasi mencapai kritis ketika dr. Hastomo, yang sedng menghadapi konfrontasi eksplosif dengan Rinto, memberitahunya bahwa dia memecat Rinto. Dr.Hastomo menegaskan bahwa dia mempunyai wewenang terhadap segala masalah yang mempengaruhi praktik medis dan perawatan pasien secara baik dalam rumah sakit. Dia menyatakan hal itu merupakan masalah medis dan mengancam untuk menyerahkannya kepada dewan direktur rumah sakit.
            Setelah pertemuan antara Subaki dan Asmuni mulai,dia menekankan bahwa seorang administrator rumah sakit secara legal bertanggung jawab atas perawatan pasien dalam rumah sakit. Dia juga berpendapat bahwa kualitas penanganan pasientidak dapat dicapai tanpa direktur memberi wewenang kepada administrator untuk membuat keputusan-keputusan, mengembangkan program-program, merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan, dan mengimplementasikan perosedurprosedur. Dr.Hastomo kemudia meminta kepada Subaki untuk memperjelas, dengan suatu cara definitif, garis-garis wewenang dalam rumah sakit kolombo.
            Setelah Subaki mengakhiri pertemuannya dengan Asmuni, kepelikan masalah telah jelas baginya, tetapi penyelesaiannya masih belum begitu jelas. Subaki tahu bahwa perlu dibuat suatu keputusan dan segera.

Pertanyaan Kasus: 
  1.  Mengapa saudara berpendapat bahwa konflik telah berkembang dirumah sakit kolombo? 
  2. Apakah penetapan garis-garis wewenang secara jelas akan memecahkan semua masalah-masalah yang     digambarkan dalam kasus? Mengapa atau mengapa tidak? 
  3. Apa yang harus dilakukan Bapak Subaki?
Jawab:
  1. karena konflik yang diawalnya hanya terjadi antara Rinto dan Dr. Hastomo kemudian menjadi berkembang dengan terjadinya banyak keluhan dari beberapa ahli bedah yang menjadikan konflik ini semakin kritis
  2. iya, karena suatu penetapan wewenang yang jelas dapat mengurangi penyimpangan terhadap wewnang yang diberikan.
  3. melakukan rapat anggota juga dewan direktur rumah sakit untuk mengevaluasi jabatan, kekuasaan, serta tanggung jawab masing-masing anggota agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar