Dinamai pari
karena bentuk pulau ini apabila Anda lihat dari foto udara nampak seperti ikan
pari. Percaya atau tidak, cobalah gunakan salah satu mesin pencari peta satelit
di internet untuk melihat bentuknya.
Pulau Pari
adalah salah satu tempat yang sempurna untuk merasakan keindahan panorama
pantai dalam balutan ketenangan di salah satu gugusan di Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dengan suasana pulau yang masih asri dan belum
ramai wisatawan, pulau ini menjadi pilihan sempurna yang menjanjikan kesegaran
dan kepuasan.
Di Pulau Pari
terdapat sebuah pantai yang begitu elok bernama Pantai Pasir Perawan. Pantai
ini berupa sebuah lagoon atau wilayah laut yang tenang dengan kedalaman hingga
5 meter dan dikelilingi pulau-pulau dan batu karang sepanjang pinggiran
slope-nya. Pantai yang begitu tenang, bersih, dan indah tersebut telah membuat
banyak wisatawan yang menyambanginya. Untuk bisa masuk ke pantai pasir perawan
di kenakan biaya Rp.3000/orang. Di pantai ini juga merupakan tempat terbaik
untuk melihat sunrise. Untuk yang ingin bermalam di pantai pasir perawan juga
tersedia penyewaan tenda yang biayanya hanya Rp.10.000/orang untuk satu malam.
Pantai Pasir
Perawan memiliki lingkungan yang masih asri dan tenang. Menghadap ke utara Laut
Jawa, struktur pesisirnya memanjang berkelak-kelok dengan pasir putih begitu
lembut. Keindahan ini dilengkapi panorama bibir pantai berupa hutan bakau yang
rindang begitu indah sekaligus unik. Apa keunikannya?
Pulau Pari
memiliki keunikan berupa cekungan yang mampu menampung serapan air hujan yang
jatuh ke permukaan. Akibatnya air di Pulau Pari menjadi air tawar tidak seperti
di pulau lain yang memiliki standar terbaik berupa air payau. Adanya cekungan
di daratan Pulau Pari telah berdampak pada heterogenitas vegetasi pulau ini.
Apabila umumnya pulau di pesisir hanya dapat ditemui vegetasi berupa mangrove
dan pohon kelapa maka di Pulau Pari jika Anda perhatikan seksama dapat
ditemukan pohon pisang, pohon pinus, pohon cemara, pohon buah naga, pohon
mangga, pohon jambu air, petai cina, palem, pohon srikaya, pohon jamblang, dan
sebagainya. Jelas itu bukan vegetasi khas wilayah pesisir tetapi jutru di Pulau
Pari mampu tumbuh dengan baik.
Pulau Pari
terbagi dua bagian wilayah, yaitu bagian kepala (timur pulau) dan bagian badan
hingga ekor (barat pulau). Dua wilayah ini berbeda fungsinya dimana di bagian
barat berupa cekungan menjadi lokasi pemukiman penduduk dan vegetasi air tawar.
Sementara itu, pada bagian timur berupa pesisir pantai yang luas dan begitu
elok untuk ditelusuri dengan berjalan kaki. Di bagian ini terdapat hutan
mangrove alami yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat sebagai penahan
abrasi laut.
Pulau Pari
sendiri memiliki luas sekira 43 hektare dengan populasi penduduk sekira 700
orang. Pulau ini tidak seramai Pulau Pramuka atau pun Pulau Tidung tetapi
suasananya yang sepi dan rapi membuat banyak wisatawan jatuh hati. Tata ruang
dan kebersihan lingkungan pulau ini sangat diperhatikan penduduknya.
Di Pulau Pari
pemukiman penduduk ditumbuhi pepohonan rindang dengan jarah antarrumah yang
tidak berdempetan. Hal ini berbeda sekali dengan Pulau Tidung atau Pulau
Pramuka yang padat pemukiman dan penginapan. Jumlah wisatawan ke Pulau Pari
maksimal 300 pengunjung. Hal ini berbeda dengan Pulau Tidung dimana setiap
minggunya mencapai rata-rata 1500 pengunjung, bahkan dapat mencapai 4000 orang
saat liburan panjang.
Pulau Pari
dikembangkan menjadi salah satu pulau dengan konsep ekowisata karena memiliki
kekayaan dan keanekaragaman hayati ekosistem laut. Di sini terdapat rumah konservasi
penelitian biota laut dan riset pengembangan untuk kelestarian perairan di
Teluk Jakarta.
Pulau Pari
juga dikenal karena keberhasilannya dalam budidaya rumput laut apalagi setelah
beroperasinya Pusat Pengembangan Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) sejak 1997. Di pulau ini ditemukan banyak terumbu karang hidup
seperti soft corals, brain corals, labirith corals, pakis laut, dan lainnya.
Lagoon yang luas di Pulau pari dilengkapi hutan bakau yang lebat menjadikan
tempat ini ideal bagi ikan-ikan untuk berkembang biak. Oleh karena itu pula,
bahkan rumpon-rumpon di sini sering dihuni ikan-ikan besar saat sedang
musimnya.
Untuk mencapai
Pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, Anda dapat menempuhnya dari 3
titik keberangkatan, yaitu dari Pelabuhan Muara Saban Cituis, Tangerang dengan
perjalanan laut waktu sekira 1,5 jam. Pilihan kedua dari Pelabuhan Muara Angke
menggunakan kapal kayu dengan waktu tempuh sekitar 2 Jam perjalanan laut. Harga
tiketnya sekira Rp70.000,- untuk pulang pergi. Pilihan ketiga Anda juga dapat
mencapai Pulau Pari dari Marina Jaya Ancol. Jadwal keberangkatan dari Marina
Ancol pukul 09.00 dan kembali dari pulau pukul 14.00 WIB.
Pulau Pari
tidak terlalu luas sehingga Anda hanya perlu menghabiskan waktu sekira 1 jam
untuk menjelajahinya. Jalanan di pulau ini rapi dan bersih perpaduan blok batu
dan pasir. Manfaatkan penyewaan sepeda untuk berkeliling yang dapat Anda temui
di beberapa sudut jalan kecil. Penyewaan sepeda per jamnya adalah Rp15.000 atau
seharian Rp30.000.
Di pulau pari
juga terdapat wahana snorling dan banana boat. Untuk snorkling dikenakan biaya
Rp.350.000 untuk sewa perahu dan Rp35.000/orang untuk sewa peralatan snorkling
untuk melihat ikan – ikan dan terumbu karang yang ada dilaut di pulau – pulau
kecil di sekitar pulau pari .Dan untuk banana boat dikenakan biaya
Rp.35.000/orang untuk 15 menit.
Untuk
mendapatkan makanan Anda dapat memesan makan tiap hari 2-3 kali kepada pemilik
penginapan dengan kisaran harga Rp20.000,- per orangnya untuk sekali makan.
Kuliner di
Pulau Pari seperti di beberapa pulau lain di Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu bernuansa makanan olahan laut. Anda akan disajikan makanan berupa ikan,
cumi dan udang. Beberapa jenis makanan lain yang tersedia adalah sayur asem,
perkedel, lodeh, dan lainnya.
Manisan
ceremai adalah kudapan khas Kepulauan Seribu yang terbuat dari bahan alami
tanpa pengawet. Makanan ini biasanya dinikmati bersama secangkir kopi atau teh
pahit dan biasanya disajikan bagi tamu selain kripik sukun, manisan rumput
laut, dan dodol rumput laut. Bulan September dan Oktober dapat menjadi pilihan
mendapatkan manisan ceremai karena pada bulan-bulan tersebut musimnya. Keripik
sukun juga merupakan kudapan khas Kepulauan Seribu yang terbuat dari sukun
pilihan menggunakan rempah-rempah pilihan dan tanpa bahan pengawet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar